Sebagai orang Indonesia tentunya mengenal kota Jakarta sebagai
ibukota negara ini. Kota berpenduduk 12 juta jiwa ini merupakan sasaran
penduduk dari segala penjuru Indonesia untuk mencari nafkah. Mereka cenderung
menjadikan Jakarta sebagai ladang mencari pekerjaan dengan mempertimbangkan
gaji penghasilan yang lebih besar ketimbang di wilayah propinsi lain di
Indonesia. Hal tersebut dapat dipahami mengingat Jakarta merupakan kota
metropolitan yang berkembang sangat cepat.
Dalam situs luar www.skyscrapercity.com bahkan menempatkan ibukota
Jakarta kedalam 50 besar kota dengan biaya termahal! Situs www.city-infos.com
yang mengkhususkan menyediakan informasi mengenai kota-kota dunia menempatkan
Jakarta kedalam 50 kota terbaik dunia. Pada tahun 2011, penulis Skyscraper Cities by Egbert Gramsbergen and Paul
Kazmierczak menempatkan
Jakarta kedalam 25 kota terbaik didunia berdasarkan kategori perkembangan
jumlah gedung pencakar langit yang berkembang perlahan namun cepat.
Dibalik keruwetan dan kepadatan kota
jakarta, sejarah jakarta dimulai sekitar 5 abad yang lalu yang
diawali pada sebuah bandar kecil didaerah sungai Ciliwung. Kota ini belum
bernama Jakarta kala itu, namun sudah dikenal sebagai kota tempat melakukan
aktivitas perdagangan yang ramai. Informasi pasti yang mengungkapkan sejarah jakarta lebih
jauh sangat sedikit namun dapat ditemui pada prasasti pada masa lalu.
Pada
abad-16 ketika orang eropa (portugis) mulai datang ke nusantara ini, terdapat
penulis eropa yang memberi nama daerah yang masih asing ini dengan sebutan
‘kalapa’ .Kalapa yang dimaksud persisnya merujuk kepada bandar terbesar pada
jaman kerajaan Hindu yang dikenal dengan nama ‘Sunda’ yang berada kurang lebih
40 km di daerah yang masih berupa pedalaman (diperkirakan berada di kota Bogor
saat ini).
Ketika pertama kali menjajaki kota ‘kalapa’ ini, rombongan orang
eropa yang merupakan orang portugis diserang oleh seorang pemuda yang bernama Fatahillah. Nama ini yang kemudian dijadikan
sebuah nama jalan dan museum yang sangat terkenal bagi penduduk jakarta. Pemuda
ini berasal dari kerajaan yang berkuasa didaerah Kalapa kemudian merubah
sebutan ‘Sunda’ dan ‘Kalapa’ (Sunda Kelapa) menjadi Jayakarta yang memiliki
arti ‘Kemenangan yang tercapai‘
pada tanggal 22 Juni 1527. Peristiwa tersebut lah yang akhirnya menjadi tonggak
kelahiran atau ulang tahun kota jakarta setiap tahunnya.
Seriring dengan perkembangan waktu, orang-orang belanda masuk dan
menguasai nusantara pada abad-16 juga turut menguasai Jayakarta pada masa
itu sehingga nama Jayakarta diubah menjadi Batavia. Penamaan kata Batavia oleh
orang belanda didasari oleh adanya kemiripan dengan keadaan di negeri Belanda
pada masa itu yang masih banyak terdapat rawa-rawa. Orang belanda mulai
membangun kanan, bendungan dan pengairan untuk mencegah banjir. Mereka juga
membangun kota Batavia ini termasuk dengan balai kota sebagai pusat / markas
utama mereka saat itu. Adapun Balai Kota ini masih berdiam dan menjadi bukti sejarah jakarta hingga saat ini yang kemudian dikenal
dengan nama Museum Benteng Fatahillah.
Pembangunan
kota oleh orang belanda lebih cenderung berkembang kearah selatan Batavia (
Jalur Jakarta Pusat ke Selatan saat ini ). Perkembangan yang maju secara cepat
membuat lingkungan kota menjadi cepat rusak sehingga membuat pimpinan Belanda
saat itu harus memindahkan kegiatan pemerintahaan ke lokasi yang lebih tinggi
yang bernama Weltervreden. Kekuasaan belanda ini terus bertahan hingga awal
abad-20 ketika semangat nasionalisme Indonesia mulai dikobarkan oleh sekelompok
mahasiswa di Batavia.
Ketika
Jepang masuk ke nusantara dan berhasil menduduki nusantara pada tahun 1942 – 1945,
nama Batavia diubah oleh orang Jepang menjadi Jakarta. Kota ini yang akhirnya
menjadi tempat pertama dibacakan proklamasi kemerdekaan RI dengan pengibaran
bendera merah putih oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 setelah
Jepang menyerah tanpa syarat selepas dibomnya kota Hiroshima dan Nagasaki oleh
sekutu dan Indonesia mendapatkan kedaulatan secara resmi pada tahun 1949 serta
menjadi anggota Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) pada tahun 1966 dengan
memasukkan Jakarta sebagai ibukota resmi.
Hal tersebut
mendorong pemerintahan untuk berfokus dalam membangun pusat perekonomian di
kota jakarta ini seperti gedung-gedung pemerintahaan, kedutaan negara sahabat.
Ibukota jakarta terus berkembang sebagai kota metropolitan yang modern hingga
saat ini.
Sejarah Jakarta – Urutan Peristiwa Penting
·
Abad-14 – Bernama Sunda Kelapa yang merupakan nama pelabuhan
kerajaan Padjajaran
·
Abad-15 – Orang Eropa pertama masuk ke melalui pelabuhan yang
disebut ‘Kalapa’ (Sunda Kelapa)
·
Tanggal 22 Juni 1527 – Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa
menjadi Jayakarta
·
Tanggal 4 Maret 1621 – Belanda membentuk pemerintahan pertama di
Jakarta dengan nama Stad Batavia
·
Tanggal 1 April 1905 – Dari Stad Batavia berubah menjadi Gemeente Batavia
·
Tanggal 8 Januari 1935 – Dari Gemeente Batavia berubah nama lagi
menjadi Stad Gemeente Batavia
·
Tanggal 8 Agustus 1942 – Nama Batavia diubah oleh orang jepang
menjadi Jakarta Toko Betsu Shi
·
Bulan September 1945 – Oleh pemerintahan Indonesia diberi nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta
·
Tanggal 20 Februari 1950 – Pada masa Pre Federal berubah nama
kembali menjadi Stad Gemeente Batavia
·
Tanggal 24 Maret 1950 – Nama Stad Gemeente Batavia berubah nama menjadi Praja Jakarta
·
Tanggal 18 Januari 1958 – Nama Praja Jakarta diperbaharui menjadi Kota Praja Djakarta Raya
·
Tahun 1961 – Tahun pertama dibentuknya Pemerintah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta (berdasarkan PP No. 2 tahun 1961 jo. UU No. 2 PNPS 1961)
·
Tanggal 31 Agustus 1964 – Secara resmi dalam UU No.10 tahun
1964 dinyatakan sebagai Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dengan nama Jakarta
·
Tahun 1999 – Sebutan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara
Republik Indonesia, Jakarta berubah menjadi lebih singkat menjadi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (berdasarkan UU no. 34 tahun 1999)
dengan pembagian 5 kotamadya dan satu kabupaten administrative kepulauan
seribu.
·
Tahun 2007 – Berdasarkan UU No.29 tahun 1997, nama Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta berubah menjadiIbukota
Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar